Glitter Words

Senin, 19 Desember 2011

Piramida Garut akan Mendunia

  Di Indonesia ada piramida ? Ya, letaknya di Gunung Sadahurip, Desa Sukahurip, Kec. Pangatikan , Kabupaten Garut, Jawa Barat. Piramida merupakan struktur bangunan limas dengan beberapa sisi, banyak terdapat di Mesir dan di Semenanjung Yucatan, bagian utara Meksiko  yang menjadi pusat peradaban bangsa Maya. Fungsi piramida antara lain sebagi tempat pemujaan, makam penguasa dan lumbung pangan. Selain di kedua lokasi tersebut, piramida juga dikabarkan terdapat di Cina (Provinsi Xaanshi), bahkan di Segitiga Bermuda.
Adapun keberadaan Piramida di Garut, terungkap ketika Tim Katastropik Purba menemukan fakta, bahwa bangunan berbentuk limas yang terpendam sampai kedalaman lima meter di Gunung Sadahurip, merupakan sebuah piramida yang umurnya lebih tua dari piramida Giza di Mesir. Piramida Giza yang tepatnya berlokasi di Nekropolis merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia, diduga pembangunannya berlangsung selama 20 tahun dan dapat dirampungkan tahun 2560 sebelum masehi (SM). Ternyata menurut hasil penelitian secara intensif dan uji karbon, dapat dipastikan piramida Garut lebih tua dibanding piramida Giza.
Uji karbon sendiri sebenarnya mulai diterapkan sekitar  tahun 1940-an, terutama ketika waktu paruh radiokarbon dapat diketahui, yaitu 5.568 tahun. Oleh sebab itu semua benda  yang mengandung unsur radiokarbon dapat dilacak umurnya. Namun benda yang  lebih tua dari 70.000 tahun, tidak dapat dilacak, karena unsur radiokarbonnya sudah habis meluruh.   
Pernyataan mengenai kepastian adanya Piramida di Garut disampaikan oleh  Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana. Menurutnya, dari beberapa gunung yang di dalamnya ada bangunan menyerupai piramid, setelah diteliti secara intensif dan uji carbon dating, dipastikan umurnya lebih tua dari Piramida Giza.
Sebelumnya, Tim Bencana Katastropik Purba (beranggotakan ahli-ahli kebumian dari lembaga-lembaga riset dan perguruan tinggi di Indonesia) yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana akan mengusulkan kepada Presiden, supaya  obyek riset  yang meliputi Gunung Kaledong, Gunung Putri (Gunung Sadahurip, lokasi di mana piramida ditemukan), dan Gunung Haruman (semuanya di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat), dijadikan cagar budaya. Hal itu setelah melalui metoda ilmu kebumian, meneliti sumber-sumber bencana alam dan melacak informasi dari masa lalu yang berkaitan dengan kejadian bencana alam katastropik.
Menurut Koordinator Tim Bencana Katastropik Purba, Erick Ridzky, dalam Detiknews.com, bahwa penelusuran yang dilakukan berdasarkan kajian morfologi dan geologi detil, dengan memanfaatkan peta-peta GIS Digital Elevation Map (DEM) dan citra satelit beresolusi tinggi. Langkah-langkah pengembangan metoda tomografi dan pencitraan struktur bawah permukaan dengan mempergunakan peralatan geofisika terkini. Termasuk metoda geolistrik, georadar, elekromagnetik, dan magneto-graviometer, telah memetakan struktur anomali dari obyek penelitian ketiga gunung tersebut. Pemeriksaan materi dan analisis radiometric dating atau penentuan umur batuan(lapisan) juga telah dilakukan.
Erick mengungkapkan, pada akhirnya, yang terpenting bahwa usulan cagar budaya ini merupakan bagian dari pengkayaan budaya bangsa. Rekomendasi ini akan segera disampaikan kepada Presiden, Menteri Terkait dan Dirjen Kepurbakalaan. Secara konstitusi, ditetapkannya ketiga gunung menjadi cagar budaya juga penting bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan,dan kebudayaan Indonesia.
Beragam riset kebumian, dengan memadukan kajian geologi, arkeologi, antropologi, dan beragam ilmu pendukung lainnya, makin mengungkapkan ketinggian budaya di jalur-jalur patahan gempa bumi dan gunung api di sepanjang Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa timur, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan sampai Papua.
Temuan Piramida di Garut mengungkapkan adanya peradaban tingkat tinggi di tanah Pasundan itu pada sekitar 4600 tahun yang lalu. Angka tersebut diperoleh dari fakta penelitian, bahwa piramida di Garut lebih tua dibanding piramida Giza di mesir yang selesai pembangunannya tahun 2560 SM. Sebagaimana diketahui, untuk membangun sebuah piramida diperlukan teknologi konstruksi, teknologi bahan (material), serta kemampuan manusia baik secara kualitas maupun kuantitas. Untuk menyelesaikan sebuah piramida diduga memerlukan waktu 20 tahun, dengan melibatkan sekitar sepuluh ribu orang.  
Sebagaimana lokasi piramida di Mesir atau Meksiko, biasanya diwarnai dengan berbagai mitos dan legenda. Begitu pula  lokasi pramida Gunung Sadahurip, oleh warga setempat dianggap keramat, meskipun di sekitar lokasi banyak dijadikan lahan budidaya tanaman palawija dan sayuran. Para peneliti dari dalam dan luar negeri, serta masyarakat atau wisatawan makin banyak yang mengunjungi lokasi tersebut.
Letak Gunung Sadahurip di sebelah timur Kampung Cicapar, Desa Sukahurip Kecamatan Pangatikan, sedangkan sebelah barat Kampung Sindanggalih, Desa Sindanggalih, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut. Keberadaan piramida yang masih terpendam tersebut diyakini akan mendongkrak sektor pariwisata Kabupaten Garut khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Apalagi setelah dilakukan penggalian material dan rekonstruksi bangunan, maka para wisatawan manca negara pun akan membanjiri lokasi ini. Dengan sendirinya berbagai infrastruktur penunjang seperti bandara, jalan, hotel dan restoran harus disiapkan. 
Keberadaan piramida di Garut menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia termasuk cikal bakal peradaban dunia. Adanya patahan gempa bumi dan erupsi gunung berapi dalam periode tertentu, antara lain berdampak pada kerusakan dan tertimbunnya pusat peradaban dunia tersebut di perut bumi.  Nah, inilah salah satu hal yang dilakukan Tim Bencana Katastropik Purba, menelusuri kejayaan budaya masa lampau.

Minggu, 04 Desember 2011

SEJARAH PERADABAN PADA MASA KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN

BAB I
PENDAHULUAN
KHALIFAH UTSMAN (644-656 M)
Biografi Utsman bin Affan
Utsman bin Affan adalah sahabat Nabi Muhammad Saw. yang merupakan Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin Affan Al-Amawi Al-Quarsyi, berasal dari Bani Umayah. Lahir pada tahun keenam tahun Gajah. Kira-kira lima tahun lebih muda dari Rasullulah Saw. Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain ‘yang punya dua cahaya’. Sebab digelari Dzunnuraian, karena beliau menikahi dua putri Rasulullah, yakni Ruqayah dan Ummu Kultsum.
Utsman merupakan seorang saudagar yang kaya raya, akan tetapi seorang yang sangat dermawan. Beliau adalah seorang pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak lebih banyak dari pada orang Arab lainya.
Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat islam, maka Utsman bin Affan diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia, Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi Saw. supaya beliau hijrah ke Madinah. Maka dengan tidak berpikir panjang lagi beliau tinggalkan harta kekayaan, usaha dagang, dan rumah tangga guna memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya.
Semasa Nabi Muhammad Saw. masih hidup, Utsman pernah dipercaya oleh Nabi untuk menjadi walikota Madinah, sampai dua kali masa jabatan. Pertama pada perang Dzatir Riqa dan yang kedua kalinya, saat Nabi Saw. sedang melancarkan perang Ghatfahan. Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang terkenal, tetapi jiwa sosial beliau tinggi. Beliau tidak segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk kepentingan Agama dan Masyarakat umum. Sebagai contoh:
1.      Utsman bin Affan membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham yang kira-kira sama dengan dua setengah kg emas pada waktu itu. Sumur itu beliau wakafkan untuk kepentingan rakyat umum;
  1. Memperluas masjid Madinah dan membeli tanah disekitarnya;
  2. Beliau mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya ekspedisi tersebut; dan
  3. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.
BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengangkatan Khalifah dengan Sistem Formastur
Dari tempat tidur dan berbaring karena luka yang disebabkan oleh tikaman Peroz (Abu Lu’lu’ah), Umar ra. Membentuk tim yang terdiri atas 6 orang sahabat terkemuka untuk menentukan penggantinya sebagai khalifah diantara anggota tim.